Ciri fisik
Ketika komet menghampiri bagian-dalam Tata Surya, radiasi dari
matahari menyebabkan lapisan es terluarnya menguap. Arus debu
dan gas yang dihasilkan membentuk suatu atmosfer yang besar
tetapi sangat tipis di sekeliling komet, disebut coma. Akibat
tekanan radiasi matahari dan angin matahari pada coma ini,
terbentuklah ekor raksasa yang menjauhi matahari
Coma dan ekor komet membalikkan cahaya matahari dan bisa dilihat
dari bumi jika komet itu cukup dekat. Ekor komet berbeda-beda
bentuk dan ukurannya. Semakin dekat komet tersebut dengan
matahari, semakin panjanglah ekornya. Ada juga komet yang tidak
berekor.
Ciri orbit
Komet mempunyai orbit berbentuk elips. Perhatikan ia mempunyai
dua ekor Komet bergerak mengelilingi matahari berkali-kali,
tetapi peredarannya memakan waktu yang lama. Komet dibedakankan
menurut rentangan waktu orbitnya. Rentangan waktu pendek adalah
kurang dari 200 tahun dan rentangan waktu yang panjang adalah
lebih dari 200 tahun. Secara umumnya bentuk orbit komet adalah
elips.
Apakah
Komet Itu ?
Komet merupakan benda terbesar dalam tata surya. Ukurannya dapat
melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil
sampai angkasa. Karena itu, seringkali komet disebut dengan
bintang berekor. Komet merupakan benda angkasa seperti lapisan
batu yang terlihat mempunyai cahaya dikarenakan adanya
gesekan-gesekan atom-atom di udara.
Pada tahun 1705 Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat
pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758.
Karena hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet
diberikan nama komet “Halley”. Rata-rata periode munculnya orbit
komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet
Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau
pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 16x8x8 km.
Inti dari halley sangat gelap. Diperkirakan KometHalley akan
nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat berbagai
macam nama komet lainnya yang diantaranya, komet Hyakutake dan
komet Hale-Bopp. Pada waktu 251 juta tahun lalu terjadi
kepunahan yang sangat besar disebabkan komet atau asteroid yang
menabrak bumi, kata para peneliti AS. Kesimpulan itu diperoleh
dari atom yang terjebak di dalam kerangka molekular karbon.
Tetapi belum diketahui di mana letak tempat tabrakan komet atau
asteroid dengan bumi tersebut.
Pada saat itu bumi masih berupa satu benua raksasa yang disebut
Pangea. Tapi para ilmuwan berhasil mengidentifikasi jalur komet
atau asteroid yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu yang ada
pada saat itu terdapat molekul karbon rumit yang disebut
fullerene yang berisi isotop helium dan argon yang terjebak di
dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya 60 atom karbon dalam
struktur yang mirip bola sepak.
Penelitian yang dilakukan terasa sulit, karena hanya segelintir
batu berusia 251 juta tahun yang masih tersisa di bumi. Sebagian
besar batu berusia itu sudah didaur ulang melalui proses
tektonik di bumi ini. Para peneliti memperkirakan komet atau
asteroid tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau
komet sebesar ini yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun
lalu. Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika
berukuran kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika
berukuran lebih besar dari 12 km, maka fullerene yang mengandung
gas disebarkan ke seluruh dunia.
“Dampak tabrakan asteroid atau komet seukuran itu mengeluarkan
energi yang pada dasarnya sekuat 1 juta kali gempa bumi terbesar
yang tercatat selama abad lalu,” kata Robert Poreda, profesor
ilmu bumi dan ilmu lingkungan dari Universitas Rochester, New
York, AS. Para peneliti yakin bahwa dampak dan kecepatan
kepunahan terjadi simultan dengan beberapa aktivitas vulkanis di
dunia yang pernah terjadi. Hal itu menyebabkan punahnya 90%
spesies laut dan 70% spesies binatang di daratan. Kepunahan
massal pada 251 juta tahun lalu merupakan yang terbesar. Banyak
fosil, seperti trilobites yang memiliki 15.000 spesies,
benar-benar punah dari atas bumi.Terdapat berbagai macam nama
komet diantaranya, komet Hyakutake, komet Hale-Bopp, dan komet
Halley.
|
|
|